Cari Blog Ini

Sabtu, 12 September 2015

Setan, Makluk Halus dan Sejenisnya Menurut Orang Biak

MANWEN
Adalah adalah Suanggi (satu istilah yang umum dipakai untuk jenis ini di Indonesia bagian timur). Ia adalah jenis setan atau makluk halus yang umumnya keluar pada malam hari, dan dapat membunuh manusia untuk dimakan. Manwen dipercaya tinggal di pohon, batu, tanjung dan tempat-tempat sepi lainnya. Masyarakat Biak percaya bahwa komunitas Manwen terbesar hidup dan beranak pinak di Napido, Biak Barat. Manwen dapat disebut juga dengan kata ROFNOM. Sosok Suanggi sangat menakutkan dengan mata yang merah dan memiliki gigi-gigi yang tajam.

ROFNOM
Lihat penjelasan tentang Manwen.

FAKNIK
Faknik adalah jenis setan atau hantu yang umumnya hidup di laut (disebut Hantu Laut). Dapat muncul siang maupun malam hari. Faknik hidup dan menguasai suatu wilayah laut tertentu entah itu selat, teluk, pantai, tanjung ataupun lautan luas.  Biasanya setiap Faknik menguasai suatu wilayah tertentu. Jenis ini tidak sembarang menyerang dan mencelakakan manusia. Jika seseorang telah melakukan suatu kesalahan/dosa (mencuri, membunuh, bersinah) lalu melewati wilayah yang ada Fakniknya, maka Faknik itu akan menyerang perahu yang ditumpanginya dengan berbagai cara, seperti gelombang, badai, hujan, karang yang tiba-tiba muncul dari dasar laut, ular laut dsb, sampai yang merasa bersalah harus mengakui perbuatannya. Jika tidak ada yang mengakui perbuatannya, maka perahu itu akan dihancurkan oleh sang Faknik. Oleh kepercayaan itu, maka orang-orang Biak, ketika melewati suatu wilayah laut dan mengalami kesulitan karena badai dan sebagainya, maka para penumpang akan saling mencurigai dan bertanya, siapakah diantara mereka yang bersalah?. Cara mengakui kesalahan adalah mencelupkan tangan ke dalam laut. Ketika mengalami kesulitan, setiap orang diharuskan mencelupkan tangan ke dalam laut. Biasanya yang bersalah mencelupkan tangannya ke dalam laut maka amarah Faknik akan turun yang ditandai dengan redanya badai, dll. Faknik dapat berarti Pemali atau larangan. Uraian di atas telah menjelaskan bahwa jika sesorang telah bersalah dan menyembunyikan rahasia kesalahannya maka sang Faknik akan menghukumnya bersama seluruh penumpang, kecuali jika dia mengaku.


MANFADADWER/INFADADWER
Jenis ini dapat muncul di siang maupun malam hari di berbagai tempat, termasuk juga di tengah kampung atau rumah yang lagi sunyi. Setan jenis ini adalah jenis yang dapat menjelma menjadi manusia ketika hendak memperdaya untuk membunuh manusia. Biasanya targetnya adalah suami isteri atau pasangan muda mudi yang tengah dilanda cinta. Caranya si setan akan mengubah dirinya menjadi seperti isteri atau suami atau kekasih seseorang, kemudian si setan akan mengajak untuk bersetubuh. Setelah itu si setan akan pergi dan dalam waktu yang tidak terlalu lama isteri atau suami atau kekasih yang asli akan datang. Di saat itulah sang suami atau isteri atau kekasih yang telah bersetubuh dengan setan akan sadar bahwa ia telah diperdaya. Jika telah terjadi demikian, waktu hidup sang korban tidak melebihi 24 jam. Oleh sebab itu, orang Biak, terutama yang di kampung-kampung akan sangat berhati-hati untuk mengucapkan janji bertemu, jika keadaan sunyi atau di tempat sepi atau pada malam hari, karena akan didengar oleh Manfadadwer/ Infadadwer. Menurut cerita para orang tua, peristiwa manfadadwer/Infadadwer memangsa korbannya umumnya terjadi di kebun. Sehingga seorang suami atau isteri yang berada di kebun tiba-tiba didatangi istri atau suaminya tanpa ada janji, maka sang suami atau istri tersebut akan menjadi curiga dan dengan halus menyuruh melakukan suatu kabiasaan yang biasanya dilakukan di rumah, atau sesuatu yang telah disepakati bersama. Jika yang datang adalah setan maka, calon korban dapat mengetahuinya.


MANGGARARWAM
Jenis makluk halus ini bertubuh pendek kecil, yang dalam bahasa Indonesia dikenal dengan nama Tuyul. Mereka hidup di dunianya yang kadangkala berdekatan dengan manusia, tetapi mereka tidak mengganggu. Manusialah yang atas nama pembangunan  seringkali mengganggu dan menghancurkan tempat tinggal dan komunitas mereka. Datangnya bencana banjir dan longsor dipercayai sebagai akibat kemarahan para Manggar Arwam karena rumah dan tempat tinggalnya dirusak manusia.

AIWAN
Aiwan adalah jenis setan lain di luar yang disebutkan di atas, contoh : gendoruwo dll. Oleh sebab itu orang Biak sering menyebut jenis umum ini juga dengan sebutan Syetan. Syetan adalah kata serapan dari bahasa Melayu Arab yang telah menjadi kata dalam bahasa Biak.  

IBIRIS
Ibiris adalah kata serapan untuk menyebut Iblis. Kata ini berasal dari bahasa melayu/Indonesia. Kata iblis berubah menjadi Ibiris mengikuti lafal bahasa Biak.

Selain jenis-jenis setan di atas, orang Biak juga mengenal adanya manusia yang memiliki ilmu hitam. Mereka adalah :

BENA MANWEN
Adalah orang yang memiliki ilmu hitam dan dapat berubah menjadi setan/suanggi pada malam hari. Ia membuat ramuan dari berbagai bahan seperti daun, akar, ranting atau batang dan kulit kayu yang dapat membuat dirinya berubah. Sari ramuan itu dapat dimakan/diminum atau ditanamkan ke dalam tubuhnya atau untuk mandi. Biasanya dilengkapi dengan mantera-mantera. Ia dapat terbang melayang pada malam hari mencari korban. Terkadang kepala dan jeroannya yang terbang, sementara tubuh tanpa kepala berada dirumah. Bena Manwen dapat menjelma menjadi berbagai jenis binatang untuk mencapai tujuannya. Misalnya menjadi ular dll.

BENA RORIBOR
Adalah orang yang memiliki ilmu hitam, tetapi dirinya tidak berubah menjadi setan/suanggi seperti Bena Manwen. Bena Roribor hanya mengirimkan sesuatu benda lewat angin (santet) jika ingin mencelakakan orang lain. Sesuatu benda yang dikirim itu dapat berupa telur, batu kecil, pecahan gelas, paku dll. Benda-benda ini akan tertanam di tubuh korban yang membuat si korban sakit. Sama seperti Bena Manwen, Bena Roribor juga dilengkapi dengan Mantera.

BENA ARYAWIN
Bena Aryawin juga memiliki ilmu hitam, namun  berbeda dengan Bena Manwen dan Bena Roribor. Ia tidak menyerang langsung korbannya seperti Bena Manwen atau mengirim lewat angin seperti Bena Roribor. Ketika ingin mencelakakan orang lain, maka ia akan memasukkan sedikit ramuan dari daun, akar, kulit, batang atau ranting kayu tertentu ke dalam makanan atau minuman calon korban. Ada Bena Aryawin yang juga menggunakan mantera sebagai pelengkap aksinya.

Sekian, dan sekarang izinkan setan Biak mengundurkan diri, hehehehehehe...
(Arnold A. Womsiwor)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar