Cari Blog Ini

Rabu, 03 Juni 2020

JALAN MENUJU PUNAHNYA ETNIS BIAK (PAPUA)

Keunikan manusia adalah karena ia memiliki bahasa sebagai alat komunikasi antar sesamanya. Di dunia ini terdapat kurang lebih 6.000 bahasa ibu (bahasa daerah) dan 3.000 di antaranya diperkirakan akan punah dalam abad ini. Berkaitan dengan itu, UNESCO menetapkan tanggal 21 Februari sebagai Hari Bahasa Ibu Internasional atau International Mothers Lenguage Day.  Penetapan ini adalah upaya pelestarian bahasa daerah yang terancam punah karena di tinggalkan akibat globalisasi dan perkembangan teknologi.  
National Geographic memprediksi bahwa ada 1 bahasa ibu di dunia yang punah setiap 14 hari. Betapa mengerikan karena banyak bahasa ibu di dunia ini sedang berjalan menuju ke kepunahannya. Lalu apa peduli kita, orang Papua?Mari kita lanjutkan.

Senin, 08 April 2019

PEMBAGIAN WAKTU MENURUT WOS BYAK



Kawasa Byak mengenal pembagian waktu dalam 1 hari (24 jam). Dulu ketika kawasa Byak belum mengenal jam/waktu 1 hari yang dibagi menjadi 24 jam, mereka hanya mengungkapkannya tanpa mebatasi waktunya . Misalnya, waktu pagi itu mulai dari jam berapa sampai jam berapa. Begitu juga siang, sore dan malam.. Tetapi dengan adanya waktu baku (24 jam), maka dalam Wos Byak, kita juga dapat membagi waktu 24 jam itu menjadi beberapa bagian waktu. 
Berkaitan dengan itu, saya mencoba membagi waktu 24 jam menjadi 6 bagian waktu, masing-masing 4 jam. Di bawah ini adalah 6 bagian waktu dalam Wos Byak.

Pagi
Arwo
06.00 – 11.00
Siang
Orkok/Arkok
11.00 – 14.00
Sore
Mandira
14.00 – 18.00
Malam
Rob
18.00 – 22.00
Tengah Malam
Rob Fandu/Rom fabru
22.00 – 02.00
Dini hari
Meser Mumyase/Arwo prim
02.00 – 06.00

Secara umum masyarakat Biak mengenal waktu siang dan malam. Yang dimaksudkan dengan Siang (Meser) adalah waktu antara jam 06.00 pagi sampai dengan jam 18.00. Sedangkan Malam (Rob) adalah waktu antara jam 18.00 sampai dengan jam 06.00.
Pembagian di  atas mungkin masih perlu didiskusikan lagi, namun ini bisa menjadi  bahan pembanding bagi siapapun yang berminat untuk menjaga Wos Byak tetap lestari. Mari saling mengisi dengan kritik dan saran (Arnold Womsiwor).

Jumat, 26 Agustus 2016

SNONGGAKU MA BAKEN BYEDI (Manusia dan Anggota Tubuhnya)


 Suku Kauwera di tepi Sungai Mamberamo Tahun 1902

Snonkaku (Snonggaku)
Manusia
Snon
Laki-laki; Pria
Bin
Perempuan; Wanita
Binsnon
Waria; Banci
Bukor
Kepala
Buryam/Snonburyam
Rambut
Maka/Mka/mga
Mata
Mkamor (Mgamor)
Mata; Biji mata; Bola mata
Mkabei/Mgabei
Kening
Mgabeibur
Alis mata
Mkabur/Mgabur
Bulu mata
Snonikor
Hidung
Kana/Kna/Knaram
Telinga/Daun telinga
Saba/Sba/Sbadon
Mulut
Sbardip
Bibir
Nakor
Gigi
Nafen
Gusi
Ramar
Lidah
Ur
Dagu
Urkor
Tulang Dagu
Urbur
Jenggot
Sbabur
Kumis
Sasu/Sasukor
Leher
Baken
Badan
Erdai
Bahu
Bramin
Tangan
Brayof
Lengan Bawah
Brapur
Siku
Brasop
Lengan Atas
Brabam
Telapak Tangan
Brabon
Punggung tangan
Brampin
Jari tangan
Brampin sinan
Ibu Jari
Brampin bekur
Jari telunjuk
Brampin fandu
Jari Tengah
Brampin Saswar
Jari manis
Brampin kanes
Jari kelingking
Brabam
Telapak tangan
Dokor
Punggung
Anderkor
Dada
Sus
Payudara
Sasop
Lambung
Sanewar/Snewar
Perut
Kapar
Rahim
Sifer
Pinggang
Barmor
Jantung
Ken
Hati
Barpisen
Hati gabah
Wemin
Kaki
Weyof
Betis
Wesop
Paha
Wepambok
Tulang kering
Wepirew
Mata kaki
Webon
Punggung Kaki
Webam
Telapak kaki
Wempin
Jari kaki
Wempin sinan
Ibu jari kaki
Wempin bekur
Jari telunjuk kaki
Wempin fandu
Jari tengah kaki
Wempin Saswar
Jari manis kaki
Wempin Kanes
Jari kelingking kaki
Kodon
Pantat/Bokong
Kodon bron
Dubur
Mamyai
Kemaluan
Sidon
Penis
Manek
Vagina

Rabu, 06 Januari 2016

NAMA BAYI DALAM BAHASA BIAK



Coba bayangkan apa jadinya jika kamu tidak punya nama, bagaimana orang memanggilmu? Atau bagaimana kamu mengenali dirimu sendiri? Itu sebabnya setiap orang pasti punya nama, karena nama itu penting dan sangat berarti. Mengapa???

1.     Nama adalah hadiah pertama dalam hidup yang diberikan oleh setiap orang tua kepada bayinya yang baru lahir. Hadiah yang tidak akan pernah rusak atau dicuri orang sampai pemilik nama itu mati. Memang ada orang yang dalam perjalanan hidupnya mengganti namanya karena berbagai alasan, diantaranya karena pindah agama atau namanya tidak keren dll. Itu artinya ia tidak menghargai hadiah pemberian orang tuanya.
2.         Nama adalah identitas.
3.         Dibalik nama terkandung harapan orang tua terhadap kehidupan dan masa depan anaknya.
4.         Nama juga adalah sebuah doa. Doa dari orang tua kepada Tuhan semoga Tuhan berkenan memberkati sang anak agar hidup sebagaimana yang diharapkan oleh orang tuanya.
Oleh berbagai alasan di atas maka setiap,orang tua harusnya tidak sekedar memberi nama karena tren, mengikuti nama idolanya yang bintang sinetron, olahragawan bahkan seorang politikus busuk. Mengapa? Nama bisa menjadi beban ketika anak itu remaja hingga dewasa. Ada kisah nyata, orang tua yang memberi nama anaknya Dedy Dores, nama sang idola. Ketika anak itu masuk SLTA, dia menjadi bahan olokan teman-teman barunya. Akibatnya, si “Dedy Dores” malu dan pergi meninggalkan sekolah untuk selamanya. Tragis, siapa yang salah?
Orang Papua, khususnya orang Biak juga memberi nama kepada bayinya yang baru lahir. Nama-nama itu menggunakan Wos Byak dan punya arti, makna serta maksud. Namun ketika orang Eropa (dan Agama Kristen) masuk ke Tanah Papua, maka orang Papua – khusnya orang Biak - memberikan nama bayinya menggunakan nama Eropa , terutama nama-nama di dalam Alkitab. Mereka tidak lagi menggunakan nama dalam bahasa Daerah (Wos Byak) karena menganggap itu kafir. Contoh, saya beragama Kristen Protestan, ayah saya memberi nama saya Arnold. Saya yakin ayah tidak mengerti arti nama Arnold. Arnold berasal dari bahasa German yang berarti Elang. Nah lho!!! Apa salahnya ayah memberi saya nama Mangganggan (Mankankan), yang juga berarti Elang (dalam Bahasa Biak). Demikian juga ketika Indonesia masuk, banyak orang Biak juga menggunakan nama dalam bahasa Indonesia (Jawa). Contoh : Salah satu teman saya dulu, dia orang Biak, tapi ayahnya memberi dia nama Irianto. Kawasa Byak semakin lupa diri dan bahkan tidak mengerti nama dalam bahasanya sendiri. Namun akhir-akhir ini dengan adanya kesadaran akan eksistensi diri dan budaya serta bangkit kembalinya rasa Nasionalisme Papua, maka beberapa orang Biak kini memberi nama anak mereka menggunakan Bahasa Biak.
Sebuah nama tertentu bagi orang Biak dulu, adalah milik keluarga/marga/fam tertentu pula, yang tidak bisa digunakan oleh marga lainnya. Namun dengan bergesernya nilai historis dan ke-sakral-an sebuah atau beberapa nama tertentu (dalam wos Byak) saat ini, maka nama–nama itu bisa saja digunakan oleh marga lainnya. Selain itu, ada nama–nama baru yang muncul belakangan ini yang bukan merupakan nama milik keluarga/fam/marga  tertentu - karena tidak ada kaitan historis sakral dengan fam/marga tertentu, maka dengan sendirinya dapat digunakan oleh siapa saja.
Berikut ini nama-nama Bayi dalam bahasa Biak yang sempat saya catat, dilengkapi dengan arti atau makna serta harapan di balik nama tersebut. Untuk memenuhi harapan serta menyesuakan dengan keadaan saat ini, maka nama–nama di bawah dapat dipadu dengan nama Eropa atau lainnya sesuai doa dan harapan orang tua tentang kehidupan dan masa depan anaknya. Jika ada yang puna nama lainnya, silakan dikirimkan untuk melengkapi daftar dibawah ini. Kritik dan saran juga boleh.

Nama
Arti
Jenis Kelamin
Makna dan Harapan di Balik Nama
Mansar
Lelaki Orang tua; Yang dituakan
L
Dihormati, bijaksana dan berwibawa
Insar
Wanita Orang tua; Yang dituakan
P
Dihormati, bijaksana dan berwibawa
Paik / Paiki
Rembulan; Purnama
P
Teduh dengan aura yang memancarkan sinar kedamaian
Oridek
Matahari Terbit
L
Gagah berani, penuh kuasa namun selalu berpegang pada janji
Mansapur
Elang Laut
L
Pengembara yang pantang pulang tanpa hasil, Mandiri, pekerja keras, teliti
Manfun
Pangeran yang bijaksana
L
Terdidik, berkuasa namun adil dan bijaksana.
Infun
Putri yang bijaksana
P
Terdidik, berkuasa namun adil dan bijaksana.
Manseren
Yang Kudus; Yang Suci
L
Pemimpin yang bersih, jujur, penuh kasih, adil, pembawa damai
Inseren
Yang Kudus; Yang Suci
P
Pemimpin yang bersih, jujur, penuh kasih, adil, pembawa damai
Sareni
Bersih; suci
P
Pembawa kebenaran, kejujuran,  kebaikan dan Keadilan
Koberaro
Kepadanya Kita serahkan
L
Pengambil keputusan yang bijaksana; Dapat dipercaya
Insorak
Peserta Peperangan
P
Penyuka tantangan; Senang membela dan berkorban untuk orang banyak
Mansorak
Lelaki Peserta Peperangan
L
Penyuka tantangan; Senang membela dan berkorban untuk orang banyak